Review Film: 'Sing' (2016)

Diposting oleh Unknown on Senin, 27 Maret 2017

Review Film: 'Sing' (2016)

jika diibaratkan dengan struktur lagu, intro dan verse 'Sing' terbata-bata, dimana ritme baru ditemukan ketika mendekati chorus. Oh, tapi sungguh, chorus-nya luar biasa.

"Everyone in the city gets a shot at being a star live on my stage!"
— Buster Moon
Studio animasi Illumination Entertainment jelas telah mengambil pelajaran penting tentang bagaimana penonton bisa begitu terpedaya dan terpesona menyaksikan karakter kuning mungil bernama Minions menyanyikan lagu populer dengan kosakata "kumur-kumur" mereka. Asalkan imut, penonton akan terhibur. Jadi, apakah suatu hal yang mengejutkan saat mendapati bahwa Sing —animasi kedua mereka tahun ini setelah The Secret Life of Pets— bermain layaknya montase belasan video klip superkocak yang dibawakan ulang oleh para hewan lucu? 

Bukan bermaksud komplain, karena saya sendiri pun terlonjak girang melihat seekor gorilla memainkan piano membawakan "Stay with Me"-nya Sam Smith atau mendengar seekor babi menyanyikan "Firework"-nya Katy Perry. Lagunya dipilih dengan cermat dari era 80-an hingga kekinian. Namun sebagai sebuah film panjang, Sing tak mengalun dengan mulus. Jika diibaratkan dengan struktur lagu, intro dan verse-nya terbata-bata, dimana ritme baru ditemukan ketika mendekati chorus. Oh, tapi sungguh, chorus-nya luar biasa. 


Sing disutradarai oleh Garth Jennings (Son of Rambow) dan ini adalah film animasi perdananya. Jika dibandingkan dengan film Illumination sebelumnya seperti Despicable Me atau Minions, film ini punya maksud yang setingkat di atas film tersebut; lebih dari sekadar permainan lelucon slapstick, meski Sing sendiri masih tetap memakainya di banyak bagian. 

Saya yakin premis film ini tercipta dari konsepsi bahwa semua orang suka lagu pop dan semua suka menonton pertunjukan bakat. Tak perlu diperdebatkan, melihat betapa suksesnya acara seperti "American Idol" atau "The Voice". Bersetting di dunia dimana hewan menjalani kehidupan layaknya manusia, Buster Moon (Matthew McConaughey) adalah koala yang mengelola sebuah teater. Teater adalah obsesinya sejak kecil dan ia akan melakukan segala cara untuk mempertahankan eksistensi panggungnya yang sudah mulai ditinggalkan orang, uh maaf, hewan-hewan, termasuk mengadakan acara kompetisi menyanyi berhadiah $1.000. 

Atau begitulah rencananya sebelum sang sekretaris yang sudah uzur, Miss Crawley (disuarakan sendiri oleh Jennings) dengan tak sengaja menambahkan dua nol tambahan. Dengan iming-iming $100.000, tak mengherankan jika kemudian warga kota berbondong-bondong ingin berpartisipasi. Bagian audisi bergulir dengan cepat, tapi ini adalah bagian yang sangat menghibur. Ada begitu banyak karakter yang membawakan lagu yang begitu beragam, melalui gaya masing-masing yang unik. 

Namun fokusnya segera mengerucut ke beberapa tokoh: Rosita (Reese Witherspoon), ibu babi dengan 25 anak yang bermimpi untuk menjadi lebih dari sekadar ibu rumah tangga; Johnny (Taron Egerton), anak preman gorila yang tak ingin mengikuti karir ayahnya; si tikus Mike (Seth MacFarlane) yang congkak tapi berbakat; Ash (Scarlett Johansson), si landak rocker; hingga Meena (Tori Kelly), gajah bersuara emas yang pemalu. Menyebutnya "mengerucut" tidaklah tepat, karena bahkan setelah itu, plotnya tetap melebar kemana-mana. 

Setiap tokoh mendapat kesempatan untuk diceritakan latar belakangnya. Namun semua ini disajikan secara berantakan hingga filmnya terkesan tak fokus. Satu subplot yang benar-benar mencolok adalah cerita mengenai Johnny yang ingin meraih mimpi yang tak direstui oleh sang ayah. Ada banyak momen yang lucu, cerdas atau menyentuh, tapi tak semua menjadi satu kesatuan. Hal berikutnya yang anda tahu, kompetisi menjadi kacau dan untungnya Sing menjadi kebalikannya. 

Meski enak dilihat, desain karakternya tak bisa dibilang inovatif. Jika dalam Zootopia dunia hewan menjadi bagian dari plot untuk menyoroti diversifikasi, Sing menggunakannya untuk lelucon visual. Bagian paling lucu adalah saat Moon dan rekannya, Eddie (John C. Reilly) berubah profesi menjadi pencuci mobil. Para animatornya benar-benar memperhatikan latar belakang, khususnya detil panggung dan lighting. Adegan musikalnya dianimasikan dengan baik —hingga ke gestur dan ekspresi karakter— menciptakan sekuens musikal yang asyik. 

Sing mencapai puncaknya di 20 menit terakhir, saat karakter kita menunjukkan bakatnya masing-masing. Penampilan mereka yang seru, diiringi trek lagu yang heboh mulai dari "Shake It Off"-nya Taylor Swift, "My Way"-nya Frank Sinatra hingga "Don't You Worry about A Thing"-nya Stevie Wonder. Jangan lewatkan pula lagu baru Stevie Wonder & Ariana Grande yang berjudul "Faith". Saya terkejut saat mengetahui dari THR bahwa sebagian besar lagu dinyanyikan sendiri oleh pengisi suara dan lebih terkejut lagi saat mengetahui betapa baik MacFarlane, Witherspoon dan Egerton bisa bernyanyi. Momen ini akan membuat kita ingin ikut bernyanyi dan menari bersama. 

Kalau dipikir-pikir lagi, bagian ini bolehlah dijadikan sebagai pengganti harga tiket yang saya bayarkan. ■UP 

Follow Ulasan Pilem di twitter: @ulasanpilem
Kunjungi Ulasan Pilem di facebook: facebook.com/ulasanpilem

'Sing' | 
 | 

IMDb | Rottentomatoes
108 menit | Semua Umur - BO

Sutradara Garth Jennings
Penulis Garth Jennings
Pemain Matthew McConaughey, Reese Witherspoon, Seth MacFarlane

saumber : http://www.ulasanpilem.com/2016/12/review-sing-2016.html

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar