Dengan begitu banyak usaha untuk melebur beragam genre di dalam satu ruang yang sama, memang sulit untuk membedakan mana yang sejatinya sebuah game RPG, mana game action, dan mana sebuah platfomer murni. Ada kecenderungan untuk mengambil elemen-elemen terbaik dari masing-masing genre tersebut dan kemudian melahirkan sesuatu yang lebih kompleks, namun tetap punya identitas kuat di dalamnya. Bagi para penggemar action RPG, Deus Ex dari Eidos Montreal dan Square Enix memang punya posisi tersendiri di hati. Sempat populer di masa lalu, franchise ini seolah berhasil menemukan kembali denyut jantungnya setelah rilis Human Revolution yang berhasil secara kualitas dan kuantitas penjualan. Dan kini sang seri sekuel – Deus Ex: Mankind Divided akhirnya tiba.
Anda yang sempat membaca artikel preview kami sebelumnya tentu sudah punya sedikit gambaran soal apa yang ditawarkan game yang satu ini. Dari core gameplay yang ada, ia masih menawarkan cita rasa yang sama dengan Human Revolution sebagai basis. Implementasi engine terbaru – Dawn Engine memang meninggalkan kesan kualitas visual yang lebih modern dengan peralihan platform generasi saat ini. Namun satu yang membuat kami jatuh hati adalah keberhasilan untuk memperbaiki beberapa masalah krusial di seri sebelumnya, terutama yang berhubungan dengan keputusan untuk terus memainkan game ini dengan pendekatan non-lethal. Apakah impresi pertama yang super positif tersebut berakhir hingga permainan selesai? Ini tentu saja, jadi pertanyaan utamanya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Deus Ex: Mankind Divided ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang semakin sempurna? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Deus Ex: Mankind Divided sendiri diposisikan sebagai sebuah seri sekuel langsung dari Human Revolution, seri yang sempat dirilis tahun 2011 silam. Dua tahun setelah event di Human Revolution dimana manusia-manusia dengan Augmentasi sempat tak terkontrol karena aksi dari sebuah organisasi rahasia bernama Illuminati, manusia mulai mengembangkan rasa takut yang tak rasional untuk kelompok yang satu ini. Rasisme tumbuh dan menjadikan manusia dengan augmentasi seperti ini sebagai kelas sosial kedua yang pantas untuk dijauhi, dengan sebuah kota yang bahkan dibangun eksklusif untuk memuat mereka.
Namun alih-alih semakin membaik, teror tersebut justru semakin menguat setelah sebuah kelompok teroris berisikan manusia-manusia dengan augmentasi mulai melancarkan serangan mereka. Tak jelas motif seperti apa yang diusung, tak jelas pula siapa yang bergerak di belakangnya, namun aksi mereka membuat banyak mereka yang tak berdosa harus meregang nyawa. Adam Jensen kini bergabung dengan pasukan anti-teroris bernama Task Force 29 untuk memecahkan kasus yang satu ini. Operasi yang mereka lakukan di Dubai mengkonfirmasikan bahwa memang, ada kelompok manusia dengan augmentasi yang terlibat. Dari siapa dan atas kepentingan siapa? Itu jadi salah satu misteri yang harus dijawab Jensen.
Di sisi lain, ia bekerja sebagai seorang double agent. Fakta bahwa siapa sebenarnya Illuminati membuat Jensen terlibat dalam sebuah kelompok hacktivist bernama Juggernaut Collective yang juga bertanya-tanya soal hal yang sama. Kelompok ini dipimpin oleh seorang hacker tanpa wajah bernama Janus yang sepertinya selalu mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa kesulitan apapun. Jensen pun kini terlibat dalam dua kepentingan yang bisa saja saling bertabrakan satu sama lain – usaha untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab di rangkaian aksi teror manusia dengan augmentasi yang terjadi dan tentu saja, membongkar siapa itu Illuminati.
Berita baiknya? Anda yang tidak pernah mencicipi Deus Ex: Human Revolution tak usah khawatir bahwa Anda tak akan mendapatkan esensi cerita yang tentu saja, dibutuhkan untuk menikmati seri sekuel ini. Anda bisa memulai game ini dengan menonton sebuah video re-cap berdurasi 11 menit yang disediakan oleh Eidos Montreal untuk memberikan secara langsung plot seperti apa yang menjadi basis untuk Mankind Divided ini. Tak perlu lagi harus mencari internet hanya untuk mengerti, sebuah fitur yang tentu saja pantas untuk disambut baik.
Dawn Engine yang Manis
Sudah bukan rahasia lagi memang bahwa peralihan platform generasi konsol biasanya juga diikuti dengan lahirnya beberapa produk engine baru oleh para developer untuk memfasilitasi kualitas visualisasi lebih mumpuni lewat ekstra performa yang ditawarkan. Sejak Deus Ex: Mankind Divided dikembangkan dan bahkan belum punya nama resmi, Eidos Montreal sudah mengkonfirmasikan eksistensi engine baru mereka tersebut. Mereka menyebutnya sebagai Dawn Engine, dan untuk pertama kalinya, akhirnya bisa dinikmati oleh para gamer yang ada. Walaupun sempat mendapatkan keluhan karena dugaan optimalisasi yang tak terlalu baik di versi PC, engine ini tampil maksimal di versi Playstation 4. Framerate 30fps yang cukup stabil dengan visual sebuah dunia cyberpunk terbuka yang penuh detail ia tawarkan.
Berbeda dengan seri sebelumnya yang meminta Anda untuk bergerak dari satu misi ke misi lainnya, Dues Ex: Mankind Divided kini memiliki sebuah kota hub – Praha, ibukota Ceko yang menjadi “taman bermain” Adam Jensen itu sendiri. Rangkaian misi utama, misi sampingan, hingga sekedar toko-toko untuk bebelanjar kebutuhan Anda ditawarkan di kota yang juga dibagi ke dalam beberapa bagian yang bisa diakses dengan kereta bawah tanah yang satu ini. Detail dan tekstur yang ditawarkan di setiap sudut kota ini memang pantas diacungi jempol, dengan ragam efek cuaca dan perubahan siang-malam, yang walaupun bersifat scripted, namun mampu menawarkan atmosfer yang sedikit berbeda.
Namun pujian terbesar memang pantas diandalkan pada kemampuan Eidos Montreal untuk menjadikan Dawn Engine sebagai basis untuk membangun sebuah kota dan dunia dengan cita rasa cyberpunk yang luar biasa. Praha memang tak istimewa, namun kota lainnya – Golem City membuktikan hal tersebut. Seperti sesuatu yang selama ini Anda baca di buku science-fiction, mereka berhasil meracik sebuah kota distopia cyberpunk dengan luar biasa. Dari sekedar kostum pihak berwenang, kota yang sempit dan kotor, teknologi augmentasi yang terlihat jelas ketika Anda bergerak melewati orang-orang di sana, hingga sekedar kondisi pasar atau kombinasi tata lampu di sudut-sudut kota. Golem City memang pantas untuk masuk kategori sebagai salah satu kota dengan tema cyberpunk terbaik yang pernah ada di industri game.
Kemampuan mereka untuk memuat atmosfer penuh rasisme antara kelompok manusia biasa dengan kelompok dengan augmentasi lewat kejadian-kejadian sekilas yang terjadi di sekitar Anda atau sekedar misi sampingan juga memperkuat dunia Deus Ex: Mankind Divided tersebut. Anda bisa melihat bagiamana manusia dengan augmentasi dilihat sebagai warga kelas dua, yang kini bahkan memiliki jalur antrian kereta mereka sendiri yang dipenuhi dengan kawat duri di sekitar. Reaksi ketika Anda berbicara dengan manusia biasa di sekitar kota juga menguatkan hal tersebut, dengan “Clank” – bunyi metal sebagai sebutan untuk manusia seperti Anda.
Banyak Jalan Menuju ke Roma!
Salah satu yang membuat seri Deus Ex memesona, tak hanya di seri lawas tetapi juga Human Revolution yang dirilis 5 tahun lalu, adalah kemampuannya untuk menawarkan cita rasa role-playing lewat alternatif solusi yang segudang. Secara sederhana, Anda bisa menyebutnya sebagai game yang benar-benar menawarkan begitu banyak jalan menuju ke Roma, bergantung pada pada gaya permainan Anda sendiri. Berita baiknya? Tak seperti seri sebelumnya yang berakhir mengunci beberapa opsi gaya permainan dan membuat satu masalah tertentu hanya bisa diselesaikan dengan satu solusi saja, Mankind Divided membangun basis gameplay yang lebih sempurna untuk itu.
Bahkan untuk sekedar bergerak dari satu titik, dari A ke B misalnya, Anda punya banyak cara bergantung pada kemampuan seperti apa yang Anda pilih dari pohon skill Adam Jensen itu sendiri. Seperti yang Anda tahu, pohon skill ini tak sekedar masalah soal kemampuan Anda di medan perang saja, tetapi akan menentukan opsi eksplorasi seperti apa yang Anda dapatkan. Bergantung pada skill tersebut, Anda akan mendapatkan rute dan varian solusi yang berbeda satu sama lain.
Sebagai contoh? Jika Anda harus masuk ke satu ruang spesifik tertentu misalnya. Jika Anda menguatkan diri di kemampuan hacking, ada kesempatan Anda bisa meretas pintu tersebut dan masuk dengan cepat. Bagaimana jika tidak? Anda yang sudah memperkuat augmentasi kaki Jensen dan membuatnya bisa melompat tinggi, bisa saja mencari jalan via pintu ventilasi yang diposisikan lebih tinggi. Atau salah satu jalan yang ditutupi sebuah objek besar bisa Anda gerakkan jika Anda memperkuat augmentasi tangannya, berhadapan dengan alternatif solusi yang baru lagi. Di sinilah daya tarik Deus Ex: Mankind Divided tersebut. Bahwa ia menyediakan banyak ruang untuk memastikan gaya permainan apapun yang Anda pilih, bisa berakhir difasilitasi.
Bahkan untuk opsi super sederhana yang bisa membuat game ini berakhir tak berbeda dengan game third person shooter pada umumnya juga disediakan. Anda malas harus mencari jalan kesana-kemari dengan rangkaian skill yang ada? Anda bisa memperkuat aspek aksi Jensen, dari recoil senjata hingga ragam alternatif augmentasi lainnya yang berbahaya untuk membuatnya tampil sebagai mesin pembunuh tanpa kode moral. Anda bisa memperlakukan game ini sebagai game aksi, mencabut nyawa siapapun yang berusaha menghalangi aksi Anda sekaligus memanen konsekuensi resiko kematian yang lebih besar, dan membuat perjalanan game ini menjadi lebih sederhana. Bisa saja, dari semua orang yang Anda bunuh tersebut, tersimpan catatan kode untuk brankas atau pintu terkunci yang harus Anda buka untuk progress cerita. Dan Anda juga tak perlu harus dipusingkan dengan pengaturan resource senjata atau peluru, karena Adam Jensen berakhir sama berbahayanya dengan semua senjata yang jatuh ke tangannya.
Satu yang menarik dari Mankind Divided adalah hadirnya Praha sebagai hub kota yang Anda “tinggali” untuk menyelesaikan game yang satu ini. Di sini, Anda akan menjalankan progress cerita yang ada, sekaligus menyelesaikan ragam misi sampingan atau beberapa konten yang pantas diperhatikan – Person of Interest. Berita baiknya, misi sampingan ini tak berakhir menjadi misi “kacangan” yang sekedar meminta Anda untuk mengambil atau mengumpulkan objek tertentu, atau membunuh target tertentu sekedar untuk menyibukkan Anda. Seperti halnya di The Witcher 3, misi sampingan ini diracik sebagai “pelengkap” dari cerita utama itu sendiri. Ia masing-masing memuat dasar cerita, konflik, dan ragam alternatif solusi yang dibangun dengan solid, dari bekerja sama dengan bos mafia hingga mencari dan mengejar seorang pembunuh berantai psikopat yang senang membunuh manusia dengan augmentasi. Deus Ex: Mankind Divided menawarkan kualitas di aspek ini dan bukan sekedar, kuantitas.
Ada banyak aspek elemen gameplay lainnya tentu saja, dari sistem mod sampai modifikasi part senjata yang disertakan, namun di gaya gameplay kami tak banyak memberikan kontribusi signifikan pada gameplay yang ada. Inti dari Deus Ex: Mankind Divided tetaplah sebuah seri yang menjadikan kebebasan sebagai nilai jual utama dan seri terbaru ini, mengeksekusinya dengan nyaris sempurna.
Non-Lethal yang Lebih Difasilitasi
Jika Anda dan saya berbicara soal apa yang jadi kekurangan Human Revolution dan yang paling fatal, adalah bahwa ia gagal memfasilitasi orang-orang yang memutuskan “Non-Lethal” sebagai core gaya permainan yang mereka inginkan. Anda mungkin bisa bermain tanpa membunuh seorangpun di sepanjang permainan, namun di titik tertentu, terutama ketika bertarung melawan boss yang ada, Anda akan dipaksa mengangkat senjata dan membunuh mereka. Berita baiknya? Hal tersebut dijawab dan diperbaiki dengan sangat manis oleh Eidos Montreal dan Square Enix di seri teranyar ini. Bersorak-sorailah Anda yang memang tak tertarik untuk menimbulkan kekacauan sebagai metode permainan utama.
Memainkan game ini secara non-lethal, dimana Anda tak tertarik untuk membunuh atau menghancurkan siapapun, memang terasa seperti gaya gameplay terbaik. Tak hanya cocok dari sisi lore untuk sosok Adam Jensen itu sendiri, memainkannya dengan non-lethal juga memberikan Anda beragam keuntungan positif. Dari sisi experience points, Anda akan mendapatkan lebih banyak point untuk setiap musuh yang Anda lumpuhkan, yang berarti kenaikan level yang lebih cepat dan varian skill yang lebih banyak untuk digunakan. Sementara dari sisi gameplay, metode seperti ini mau tak mau membuat Anda harus lebih waspada terhadap lingkungan sekitar dan didorong untuk mengeksplorasi dan berpikir. Bagaimana jika Anda meretas para robot dan menjadikan mereka sebagai sekutu? Bagaimana jika Anda masuk ke ventilasi yang satu dan keluar tanpa harus melumpukan siapapun? Anda akan mulai memikirkan begitu banyak kemungkinan jalan yang bisa ditempuh.
Berita baiknya? AI yang ditawarkan game ini cukup baik. Walaupun tak bisa dibilang sempurna dan responsif untuk semua kondisi yang ada, mereka cukup punya “kesadaran” untuk mengerti bahwa ada seusatu yang pantas untuk dicurigai. Sebagai contoh? Ketika Anda melumpuhkan dua orang yang tengah berlatih di sebuah rintangan yang terletak di tengah markas musuh misalnya. Kedua musuh yang terus berlari melewati rintangan, melompat dan berteriak ini, mungkin bisa Anda lumpuhkan tanpa suara sama sekali. Namun fakta bahwa mereka tiba-tiba menghilang dan tak lagi berlatih cukup untuk membuat AI musuh yang lain untuk curiga dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Cerdas? Iya, tetapi sayangnya tak terlalu konsisten. Di satu sisi, misalnya ketika Anda menghajar musuh secara diam-diam dari sudut, bahkan AI yang langsung melihat hilangnya teman mereka terkadang hanya masuk dalam status “curiga” dan tak langsung otomatis angkat senjata. Parahnya lagi? Anda bisa melakukan metode ini berulang-ulang, hingga Anda menundukkan sebagian besar musuh di sudut yang sama.
Lantas, apa yang membuat kami menyebut Mankind Divided memfasilitasi gaya permainan seperti ini? Bukankah hal sama juga ditawarkan oleh Human Revolution? Untuk memastikan bahwa Anda bisa menyelesaikan game ini dengan tanpa mengangkat senjata sekalipun, Anda juga tak harus terlibat dan membunuh setiap boss yang Anda temui. Anda kini bisa menggunakan argumentasi lewat fitur gameplay baru yang intinya, bercakap-cakap hingga mereka “menyerah” dan mengikuti apa yang Anda inginkan. Semua informasi yang muncul dalam mode tersebut akan membantu Anda menentukan aksi dan reaksi apa yang dibutuhkan untuk mencapai misi utama tersebut. Sederhana namun punya impact besar, Anda bisa menyelesaikan game ini dengan cara sedamai mungkin. Sesuatu yang gagal ditawarkan seri sebelumnya.
Namun di sisi lain, metode ini juga membuat hampir semua augmentasi Jensen yang lain menjadi tak penting sama sekali. Seperti yang kita tahu, mengikuti garis cerita yang ada, Jensen menemukan bahwa augmentasi yang terpasang di tubuhnya bukanlah augmentasi seperti pada umumnya. Ia masih punya ekstra kemampuan lain, lethal dan non-lethal yang bisa Anda aktifkan. Berita buruknya? Penambahan augmentasi ini sama sekali tak relevan di permainan non-lethal. Karena pada akhirnya yang Anda butuhkan hanyalah kemampuan hacking mumpuni, beragam kemampuan eksplorasi, dan penghematan “baterai” untuk membuat Anda bisa mengaksesnya tiap kali dibutuhkan. Itu saja sudah cukup untuk menyelesaikan segalanya. Bagaimana dengan musuh lebih besar, seperti musuh dengan Exo-suit misalnya? Anda hanya butuh melempar / menembakkan EMP dan sisanya, tinggal menghajarnya seperti musuh biasa.
Replayability
Dengan kisaran waktu gameplay sekitar 15-20 jam bergantung pada misi apa saja yang Anda selesaikan, Deus Ex: Mankind Divided mungkin tak terhitung sebagai sebuah game action RPG dengan konten yang “masif”. Namun satu yang tak bisa dipungkiri, game ini punya tingkat replayability yang tinggi.
Mengapa? Karena game ini didesain dengan begitu fantastisnya, hingga apa yang kami temukan dan dapatkan bisa berujung berbeda dengan apa yang Anda temukan dan dapatkan di sesi gameplay Anda. Namun tak seperti game-game interactive story ala Telltale Games yang membuat pilihan tersebut sekedar ilusi tanpa bisa mempengaruhi ending, aksi yang Anda lakukan di Deus Ex: Mankind Divided dihasilkan dan akan menghasilkan cabang cerita yang cukup kaya di dalamnya. Anda akan dihadapkan pada beragam keputusan, pada beragam metode penyelesaian, dan beragam cabang reaksi yang mungkin muncul darinya, sesuatu yang tak mungkin bisa Anda selesaikan dengan hanya satu kali gameplay saja. Apalagi jika Anda tertarik untuk menjajal gaya gameplay lethal dan non-lethal untuk sekedar melihat perbedaannya, atau untuk melihat cerita dari perspektif Adam Jensen dengan karakteristik berbeda yang bergantung pada pilihan opsi percakapan Anda. Opsi tersebut terbuka.
Sebagai contoh? Ketika Anda menemukan bukti dan sebuah informasi rahasia misalnya. Apakah Anda ingin menyerahkan bukti tersebut kepada Task Force yang mungkin saja sudah disusupi oleh para Illuminati? Ataukah Anda lebih memilih untuk membiarkan Janus dan kroni-kroninya untuk menilai pentingnya informasi tersebut, walaupun Anda masih mempertanyakan motif mereka sebenarnya? Beberapa titik cerita juga bahkan membuat Anda harus memilih satu titik cerita yang akan menganulir eksistensi titik cerita yang lain. Apa yang akan Anda pilih? Semua akan bergantung pada Anda. Satu yang pasti, jika Anda tak tertarik menjajal New Game + untuk mengulang segala sesuatunya lagi dari awal, pastikan Anda punya titik save manual dan load yang cukup banyak.
Kesimpulan
Lantas, apa yang bisa disimpulkan dari Deus Ex: Mankind Divided ini? Satu yang pasti, ia merupakan penyempurnaan dari seri pertama – Human Revolution. Mereka mempertahankan apa yang membuat seri tersebut dicintai sebagai pondasi, membangun beragam fitur baru di atasnya, dan kemudian menghapus sebagian besar keluhan dari seri pertamanya. Ini adalah sebuah seri Human Revolution yang bergerak lebih maju dan sempurna di saat yang sama. Kualitas visual yang lebih menjanjikan berkat kehadiran Dawn Engine hingga kesempatan untuk menyelesaikan game ini secara non-lethal, bahkan di pertarungan boss sekalipun, tentu jadi pendekatan yang pantas untuk disambut baik. Untuk para pencinta action RPG, sulit untuk tak jatuh hati dengannya, apalagi jika Anda cukup menggilai kebebasan dan alternatif solusi yang ia tawarkan.
Namun tentu saja, Mankind Divided bukanlah game yang sempurna. Namun berbeda dengan tren dunia maya yang “menghakimi” sisi microtransactions yang ditawarkan Square Enix di dalamnya, kami justru netral dengan kebijakan tersebut di seri ini dan tak melihatnya sebagai kekurangan. Mengapa? Karena Anda tidak “harus” membelinya. Absennya mode multiplayer membuat gamer yang membeli DLC tak akan merugikan Anda sama sekali, atau bahkan – berpengaruh sama sekali. Yang kami jadikan catatan kekurangan justru terletak pada sisi cerita yang kurang solid dan berpotensi berakhir membingungkan dan ragam augmentasi yang tak terasa terlalu penting untuk gameplay non-lethal.
Apakah game ini pantas dilirik? Kami sendiri sangat merekomendasikannya jika Anda sempat mencicipi Human Revolution dan jatuh hati dengannya, atau Anda sekedar butuh sebuah game action RPG yang menawarkan kebebasan yang besar untuk menentukan strategi dan ragam metode solusi yang ada.
Kelebihan
- Atmosfer Cyberpunk yang keren
- Non-lethal yang difasilitasi
- Kualitas visual memanjakan mata
- Kota hub – Praha yang mengagumkan
- Alternatif solusi melimpah
- Misi sampingan dibangun solid
Kekurangan
- Cerita tak fokus
- Augmentasi tambahan tak terasa esensial
- Tak ada misi acak yang terjadi terlepas adanya hub
- Mode Breach yang tak menarik
Tidak cocok untuk gamer: yang mudah bingung, berharap ada panduan lebih jelas untuk menyelesaikan satu misi tertentu
sumber : Jagatplay
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar