MOVIE REVIEW: The Conjuring 2, Film Seram yang Bercerita

Diposting oleh Unknown on Jumat, 21 Oktober 2016

MOVIE REVIEW: The Conjuring 2, Film Seram yang Bercerita

Tak cuma pamer adegan seram, The Conjuring 2 juga masukkan unsur misteri dan kisah menyentuh.
Muvila.com – Dirilis tahun 2013, The Conjuring arahan James Wan tumbuh jadi salah satu film horor Hollywood yang sukses besar di box office—total 137,4 juta dolar AS, bahkan sanggup menyaingi film-film blockbuster di tahun tersebut. Ketika belakangan genre horor di Hollywood lebih identik dengan biaya murah dan dibintangi pemain-pemain baru, atau berbiaya besar tapi flop di box office, The Conjuring mampu tampil sebagai film horor dengan nilai produksi yang pantas sekaligus sukses di pasaran.
Kisah The Conjuring pada dasarnya berkutat pada rumah berhantu. Namun, kisah ini juga punya sesuatu yang membuatnya bukan film hantu-hantuan semata. Kisah yang disusun oleh Chad Hayes dan Carey Hayes tersebut diangkat dari kisah nyata pasangan suami istri Lorraine dan Ed Warren, penyelidik paranormal di Amerika Serikat yang pada era 1970-an kerap dimintai tolong untuk mengatasi berbagai kasus gangguan supernatural.
The Conjuring 2 kembali menyorot salah satu kasus besar yang ditangani Lorraine (Vera Farmiga) dan Ed (Patrick Wilson). Usai menangani kasus rumah di Amityville—yang dalam kehidupan nyata menginspirasi franchise horor The Amityville Horror, Lorraine dan Ed jadi sering disorot oleh media massa, termasuk dihadapkan oleh pihak-pihak yang sangsi bahwa aktivitas paranormal yang mereka lakukan adalah sungguhan.
Di saat bersamaan, Lorraine yang dikaruniai indera keenam kerap mendapat penglihatan tentang kematian suaminya, juga sosok iblis berpakaian biarawati yang belakangan gencar mengusiknya. Lorraine menganggap itu adalah pertanda ia dan Ed harus berhenti menerima kasus lagi.
Sementara itu, di wilayah Enfield di kota London, Inggris, gangguan supernatural menimpa sebuah keluarga miskin Hodgson. Janet (Madison Wolfe), anak kedua dari empat bersaudara Hodgson, kerap diganggu oleh arwah misterius, mulai dari memindahkannya dari kamar terkunci ke ruang tamu, sampai membuatnya kerasukan. Berbagai peristiwa supernatural lainnya pun disaksikan oleh ketiga saudaranya dan sang ibu, Peggy (Frances O'Connor), sampai ke tetangga dan polisi, bahkan kasus ini jadi sorotan media lokal.

Akhirnya, seorang penyelidik paranormal Maurice Grosse (Simon McBurney) memutuskan untuk membantu keluarga ini, menghubungkan mereka dengan Lorraine dan Ed, yang bersedia memeriksa kasus ini walau awalnya enggan. Lorraine dan Ed mendatangi keluarga Hodgson, khususnya Janet yang seperti 'terpilih' untuk jadi alat sang arwah. Anehnya, terlepas dari berbagai kejadian supernatural yang terjadi di rumah itu, Lorraine dan Ed justru kesulitan untuk membuktikan bahwa arwah ini benar-benar ada, membuat mereka juga kebingungan bagaimana harus menolong keluarga malang ini.
Ekspektasi terhadap film horor belakangan ini adalah dari tingkat kengerian yang ditampilkan, sampai-sampai unsur cerita pun dikesampingkan. The Conjuring 2—seperti The Conjuring—beruntung memiliki dasar cerita yang menarik, yaitu keberadaan Lorraine dan Ed yang memang ada di dunia nyata. Para pembuat film ini pun tampak menangkap satu hal penting dari kedua tokoh ini yang kemudian dieksplorasi di layar. Bukan pada kemampuan paranormal mereka, melainkan hubungan mereka sebagai pasangan yang memang berbeda dari pasangan lain.
Dengan segala adegan seramnya, bila diperhatikan The Conjuring 2 melandaskan ceritanya pada kekhawatiran Lorraine kehilangan Ed, satu-satunya orang yang percaya dan mau mendukungnya, bahkan bersama-sama berjuang di bidang aktivitas paranormal. Film ini pun menambahkan beberapa adegan melankolis yang sanggup memberi warna berbeda, tanpa harus mengganggu mood keseluruhan film. Hubungan unik kedua karakter ini semakin diperkaya dengan permainan apik dari Farmiga dan Wilson.
Di sisi lain, film ini juga memberi porsi yang cukup besar untuk keluarga Hodgson sebagai korban dalam kasus ini. Mulai dari situasi keluarga yang sulit—Peggy harus mengurus keempat anaknya sendirian setelah bercerai, ditambah anak bungsu mereka yang bicaranya gagap, sampai keputusasaan mereka menghadapi gangguan yang makin menjadi-jadi di rumah mereka sendiri. Simpati pun mudah muncul bagi penonton karena gangguan yang dialami Hodgson bukan karena kebodohan mereka sendiri, melainkan korban pelampiasan si arwah. Toh, rumah mereka pun sebuah rumah biasa yang sedikit lapuk karena kesulitan penghuninya untuk mengurusnya, bukan yang terlalu dikondisikan seram.

Namun, The Conjuring 2 tetap setia pada hakikatnya sebagai sebuah film horor yang bertujuan menakuti penonton. Walau kisahnya, 'aturan' keberadaan arwahnya, hingga penyelesaiannya cenderung klasik, film ini masih memunculkan kengerian dalam berbagai metode. Mulai dari berbagai penampakan makhluk dengan tampang seram, jump scares yang mengagetkan, atmosfer menggelisahkan, hingga komunikasi manusia dengan arwah yang mampu menimbulkan ketakutan psikologis. Semua unsur itu disajikan dengan piawai tanpa terkesan murah, didukung dengan tata adegan, artistik, gambar, dan ekspresi para pemain, dan dijamin dapat menggirangkan para penggemar horor.
Meski demikian, di situ pula terletak kelemahan film ini. Secara penuturan cerita, film ini mengambil waktu terlalu lama, bahkan sampai separuh durasi film, dalam memperkenalkan karakter-karakternya lewat berbagai adegan seram, sebelum masuk pada inti cerita penyelidikan Lorraine dan Ed terhadap misterinya. Adegan-adegan ini memang berpotensi sukses membuat penonton 'terhibur', tetapi membuat ceritanya jadi tersendat dan terasa terlalu dipanjang-panjangkan, sebelum akhirnya berjalan lebih lancar di paruh kedua.
Terlepas dari itu, The Conjuring 2 tetap berhasil menghadirkan sebuah film horor yang tak hanya sekadar menakut-nakuti, tetapi juga bercerita. Ada kengerian yang memberi efek maksimal, tetapi juga ada keheranan dan kehangatan, dan diterjemahkan dengan baik dan rapi dalam adegan-adegannya. Ketika tak banyak film horor yang menyajikan semua itu dalam satu tontonan, The Conjuring 2 justru mampu menunjukkannya dalam ramuan yang relatif memuaskan.
sumber:muvila

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar