Review Film TRAIN TO BUSAN
Sudah pingin dari kemaren sih ngereview tapi baru bisa hari ini ditulis. So, cekidot…
Jadi sebenarnya film ini sudah rilis dari
bulan Juli 2016 kemarin di Korea Selatan sana, tapi di Indonesia baru
tayang mulai tanggal 31 Agustus 2016, maka dari itu aku baru nonton
baru-baru ini. Kemarin aku nontonnya di bioskop, tapi sekarang sudah ada
kok free download-annya di situs-situs tertentu, so buat kamu yang belum nonton, bisa langsung cari di mbah google. Hehe.
Well, jadi Train to Busan ini adalah film garapan sutradara Yeon Sang Ho yang bergenre horor thriller dengan konsep zombie apocalypse.
Sebenarnya karena konsep zombie ini makanya aku tertarik dan berburu
filmnya untuk ditonton. Mungkin sebelum ini juga pernah ada film Korea
dengan tema zombie, tapi ini pertama kalinya aku nonton film Korea
dengan tema begini. Sendirinya aku bukan peminat film-film dengan konsep
zombie sih, film-film barat pasti sudah banyak film-film ternama dengan
konsep-konsep zombie, semacam Walking Dead atau Warm Bodies,
dan jujur, aku benar-benar ga tertarik dengan mereka. Tapi, entah
kenapa begitu lihat trailer Train to Busan, aku pingin banget nonton.
Mungkin karena film-film Korea yang selama ini kutonton ga pernah
bertema begini.
So, cerita dimulai dengan semua mobil
yang melewati pertambangan nuklir yang sedang disterilisasi karena
dugaan kebocoran. Setelah melewati kawasan pertambangan itu, mobil tadi
menabrak seekor rusa. Karena dikira sudah mati, supir mobil itu
meninggalkan begitu saja rusa yang ditabrak tadi. Setelah mobil pergi,
rusa tiba-tiba hidup kembali. Dari situlah terduga jika rusa itu
terinfeksi suatu virus yang mungkin disebabkan oleh kebocoran di
pertambangan nuklir tadi.
Konflik cerita ini dimulai ketika Seok Woo (diperankan oleh Gong Yoo), seorang manager pengelola dana, yang mau tidak mau mengabulkan permintaan anak perempuannya, Soo An (diperankan oleh Kim Su An),
untuk pergi menemui ibunya (mantan istri Seok Woo) di Busan, sebagai
hadiah ulang tahun anak perempuannya itu. Mereka naik KTX (Korean Train Express) menuju Busan.
Begitu kereta akan berangkat, tiba-tiba
seorang gadis masuk tergopoh-gopoh tanpa diketahui petugas pintu gerbong
kereta. Ada bekas luka gigitan di kaki gadis itu. Setelah di dalam
kereta tiba-tiba gadis itu kejang-kejang dan pingsan sesaat, membuat
petugas kereta api panik. Tapi belum sempat memberi bantuan, gadis itu
malah bangkit kembali menjadi zombie dan menggigit leher petugas kereta
api dengan ganas. Selanjutnya, satu persatu penumpang kereta api digigit
dan menjadi zombie, membuat suasana menjadi panik dan perjalanan menuju
Busan menjadi sangat tidak lancar.
Selain Gong Yoo, pemain-pemain film yang memang sudah tenar juga berperan di sini, mereka adalah Ma Dong Seok (berperan sebagai Sang Hwa) dan Jung Yumi
(berperan sebagai Sung Kyung, istri Sang Hwa), sepasang suami istri
yang berlovey dovey tapi terkadang suka keki-kekian juga karena istrinya
masih sensitif dengan kandungannya, yang berada di gerbong yang sama
dengan Seok Woo dan anaknya tadi. Lalu, ada Choi Woo Shik (berperan sebagai Young Guk), yang berperan sebagai pemain baseball, dan kekasihnya yang diperankan oleh Ahn Sohee mantan girl grup Wonder Girls (berperan sebagai Jin Hee). Kim Eui Sung
berperan sebagai Yong Suk (Ini bapaknya Hyo Joo di drama W, haha).
Mereka inilah yang sama-sama berjuang melawan zombie- zombie yang ada di
kereta api.
Setelah menonton, aku bisa kasih nilai 9
untuk alur ceritanya, karena memang filmnya wah dan sangat memukau.
Suer, sutradaranya sukses bikin aku cemas, panik, dan takut secara
bersamaan waktu menonton. Genre horror thriller yang bercampur action benar-benar terasa.
Kalau menurutku, memang cerita film ini
lebih fokus dengan bagaimana cara karakter bertahan dari serangan para
zombie ketimbang memecahkan atau mencari tahu penyebab tiba-tiba
datangnya zombie. Sebenarnya dijelasin sih mengapa tiba-tiba bisa ada
zombie, tapi ya itu, pak sutradaranya cuma sedikit menjelaskan
kemunculan zombie dan penyebabnya. Muncul tadi ditandai dengan rusa yang
kembali hidup dan penyebabnya juga karena kebocoran gas dari sebuah
perusahaan biokimia. Di menjelang akhir cerita juga dijelaskan secara
singkat kalau ternyata perusahaan biokimia itu adalah proyek yang di
danai oleh Seok Woo.
Dan yang lainnya yang membuat berkesan
dari film ini adalah plot twistnya. Begitu awal menonton kamu pasti
sudah mengira-ngira siapa saja yang karakter akan mati dan siapa saja
karakter yang selamat di akhir cerita, atau bahkan kamu juga bakal
berharap karakter yang kamu sukai selamat dari para serangan
zombie-zombie itu (ini gue banget). Tapi, aku sarankan dari pada
mengira-ngira lebih baik kamu ikuti saja jalan ceritanya karena di akhir
kamu bakal nyesel begitu yang kamu harapkan tidak akan menjadi
kenyataan. Benar-benar tidak bisa kita sangka-sangka siapa yang akan
selamat di sini.
Lalu, seperti kebanyakan film korea lainnya, film ini juga endingnya ngegantung gitu. Orang sih nyebutnya open ended.
Cuma terkadang memang kita ga puas sih dengan ending seperti itu. Aku
sendiri contohnya, menurutku, dengan ending yang seperti itu, aku jadi
benar-benar penasaran dengan nasib karakter pasca selamat dan berhasil
kabur dari serangan zombie. Lalu bagaimana dengan zombie-zombie yang
masih dihidup tadi di tempat lain? Apa ga ada cara untuk membasminya?
Gimana kalau wilayah yang mereka tempati pasca selamat itu juga
kedatangan zombie dari jauh sana yang terus jalan dan mengejar lantas
lama-lama sampai di tempat mereka? Penjelasannya benar-benar kurang.
Tapi, katanya penulis dan sutradaranya sudah mengeluarkan sekuel untuk film Train to Busan ini dalam bentuk film animasi (judulnya Seoul Station
kalau ga salah, aku belum nonton yang ini). Mungkin di sana dijelaskan
bagaimana cari membasmi zombie-zombie tersisa dan juga mengatasi
penyebabnya tadi.
Kalau ada yang bisa diambil setelah
menonton film ini adalah pesan moralnya. Terkadang memang kita harus
memikirkan orang lain ketimbang memikirkan diri sendiri karena suatu
saat orang lain itu bisa membantu di saat-saat kita membutuhkan. Tapi,
di samping itu semua, orang yang memikirkan diri sendiri juga ternyata
punya alasan sendiri loh kenapa dia egois dan tak acuh.
Terlepas dari semua jalan cerita yang
bagus dan memukau, yang aneh buat aku itu adalah zombienya. Mungkin
karena selama ini zombie yang aku tahu itu lambat dan tidak bisa lari,
jadi ketika melihat zombie yang dengan cepat mengejar dan menyebar di
film ini, aku jadi merasa janggal. Menurut artikel yang aku baca yang
membahas tentang film ini, zombie di film ini dimodifikasi dari cerita
zombienya 28 Days later milik Danny Boyle. Keadaan zombie
benar-benar terasa terdesak dan tergesa-gesa sehingga membuat mereka
menjadi pelari ulung dan tidak takut cahaya sama sekali. Di dalam film
ini, dijelaskan kalau zombienya tidak bisa melihat apa-apa ketika masuk
terowongan dan ga ada cahaya matahari sama sekali dan mereka juga
sensitif dengan bunyi-bunyi. Nah, di situlah kesempatan pada karakter
utama untuk melawan mereka demi menyelamatkan diri sendiri dan
orang-orang tercinta mereka.
sumber : wordpress